"Dulu"
Hal yang bisa saya
banggakan dan mungkin nggk bisa dilupakan adalah sewaktu saya SD. Semasa SD ku
itu mungkin bisa dibilang pintar dalam hal kademik, tetapi tidak dalam hal
emosinal. Saya ingat kelas 5 SD pernah mengikuti olimp IPA dan yang
Alhamdulillah saya mendapat juara 1 di tingkat kecamatan. Pada waktu itu seneng
banget bisa juara bawa nama sklh. Ini semua berkat bimbingan guru tercinta saya
yaitu Bpk Sigit.
Selepas dari itu selang
sebulan saya dipanggil lagi untuk ikut olimp lagi, tetapi kali ini tingkat
kota. Awalnya sih saya bingung mau ikut nggk ya (jadi semacama dilema gitu) dan
yang sampai pada akhirnya saya menerima tawaran ini. Saya belajar dan terus
belajar dengan dibimbing oleh guruku. Ditengah perjalanan bimbingan ini sempat
putus asa (duh Pak sepertinya saya nggk bisa deh ikut olimpiade kali ini)
tetapi guruku tetap saja mendukungku dan membimbingku untuk tetap mengikuti
olimp ini. Semua kegiatan di sekolah tertinggal dan saya pun jarang sekali ada
di rumah, aku selalu belajar di rumah guruku. Di selang selain belajar saya
juga tidak lupa untuk senantiasa shalat dan berdoa, karena hanya ridho-Nya lah
saya dapat melakukan hal ini.
Hari tlah tiba, hari tempur
itu telah dtng. Saya deg degan dan nggk karuan perasaan saya. Sampai di tempat
saya mengerjakan soal itu, saya hanya yakin kepada Allah dan pasrah karena satu
satunya usaha terakhir adalah berdoa sebelum mengerjakan. Ketika kertas itu
dibagikan tangan ku pun bergetar dan hati pun tak tenang, saya kehilangan
konsentrasi pada waktu itu.
Selesai sudah aku
mengerjakan saya keluar dari ruangan dengan perasaan yang campur aduk. Sambil
menunggu pengumuman saya sembarin berdoa agar saya lah yang menjadi juaranya,
juga agar dapat melanjutkan olimp ini ke tingkat provinsi. Sampai akhirnya
semua peserta disuruh berbaris membentuk shof. Juara pun mulai disebutkan satu
persatu, saya sempat deg degan karena juara disebutkan mulai yang terendah.
Akhirnya sampai juga ke juara pertama. Juri menyebutkan "Dan juara pertama
adalah dari SDNegeri 5 Talang Athallah Indrasta" Allahuakbar saya pun
sujud syukur dan sempat terharu waktu disebutkan nama ku. Di dalam hatiku
"memang benar janji Allah tidak bohong" Pada waktu itu aku sempat
menangis di pelukan guruku yang berkesempatan hadir pada waktu itu. Kami pulang
ke sekolah kami, sampai di sana kawan-kawan ku menyambut dengan perasaan
gembira "Selamat ya"
Sebulan kemudian dengan
perasaan gelisah guruku memberitahu bahwa, 2 minggu lagi olimp IPA tingkat
provinsi akan diselenggarakan. Sesegera mungkin mulai pada hari itu saya
belajar dengan dibimbing oleg guru tercinta ku. Pada waktu itu aku Stress dan
sakit - sakitan, jadi bimbingan pun tertunda untuk beberapa hari. Setelah saya
sembuh, saya melanjutkan bimbingan itu. Baru saja tiga hari berjalan tiba-aku
kaget melihat kalender bahwa besok saya sudah pergi bertempur. Pada malamnya
saya belajar hingga larut malam untuk mengadapi pertempuran di hari esok.
Hari sudah berganti, aku
cepat cepat mandi ganti baju dan pergi ke tempat saya olimp. Ketika samapai di
sana sudah apel dan menurut saya saya telat, tetapi yang penting belum masuk ke
ruangan. Selesai apel semua peserta boleh beristirahat 5 menit sebelum masuk ke
ruangan dan mengerjakan. Dengan waktu 5 menit itu saya membaca lagi sedikit apa
yang telah dipelajari.
kring..!!! Bel berbunyi
semua peserta masuk ke ruangan, kertas dan soal pun langsung dibagikan.
Sebelum mengerjakan aku
berdoa agar saya diberi kemudahan untuk mengerjakan soal tersebut, saya tidak
berfikir apa apa lgi selain yang telah dipelajari.
Dalam mengerjakan soal
banyak sekali yang saya ragu untuk menjawabnya, jadi ketika saya ingin
menjawabnya selalu membaca Bismillah.
Dua jam telah berlalu, saya
mengumpul kerjaan saya dan keluar dari ruangan dengan perasaan takut, karena
takut banyak yang salah. Samapi pengumuman pun tiba. Suatu ketika saya
mendengar pengumuman bahwa, "Yang dapat melanjutkan olimp ini ke tingkat
provinsi hanya yang juara satu saja" Dari situ saya mulai tidak yakin dan
ngedown, jiak saya pasti tidak akan masuk.
Juara pertama olimp IPA
tingkat kota ini adalah dari SD Xaverius (lupa namanya siapa). Dalam olimp kali
ini saya hanya disebutkan mendapat juara dua. Perasaan sedih, kecewa, dan sesal
pun tercampur karena saya tidak dapat melanjutkannya hingga ke tingkat Nasional
dan hanya berakhir di tingkat provinsi. Guruku bilang "Tak apa nak,
mungkin kamu belum beruntung. Masih ada kesempatan di lain kompetisi."
Jwabku "Iya pak, terima kasih ya Pak telah membimbimngku hingga seperti
ini"
Hal itu lah yang selalu saya
ingat dan tak bisa dilupakan. Terima kasih semoga bisa memotovasi para pembaca
yang membaca blog saya !!!
Jangan lupa Comment Yahh!!